I.
Pesawat Presiden RI
Untuk pertama
kalinya Indonesia memiliki pesawat khusus kepresidenan. Kamis (9/4) pukul 10.15
WIB, pesawat buatan Boeing jenis Business Jet 2 atau BBJ-2 untuk kepresidenan
telah datang di Pangkalan TNI-AU Halim Perdanakusuma, Jakarta. Menteri
Sekretaris Negara Sudi Silalahi menghadiri penyambutan kedatangan pesawat
khusus kepresidenan tersebut.
“Penyerahan
pesawat kepresidenan (yang datang) hari ini merupakan sebuah peristiwa penting
yang membuka lembaran sejarah baru dalam penyelenggaraan pemerintah,” kata
Mensesneg Sudi Silalahi. Setelah hampir 69 tahun merdeka, ujar Sudi Silalahi,
Indonesia memiliki pesawat kusus kepresidenan, yang selama ini menyewa pesawat
komersial dari Garuda Indonesia.“Pesawat kepresidenan ini khusus dirancang dan
digunakan hanya untuk menjalankan tugas-tugas pemerintahan dan kenegaraan Presiden
Republik Indonesia,” Sudi menjelaskan.
Menyewa
pesawat kepresidenan seperti yang dilakukan selama ini, lanjut Sudi, memiliki
keuntungan dan kerugian masing-masing. Namun dari hasil perhitungan yang cermat
dan sangat teliti serta dengan mempertimbangkan masukan dari berbagai pemangku
kepentingan, penggunaan Pesawat Khusus Kepresidenan BBJ-2 ini memiliki sejumlah
nilai keunggulan.
“Pertama,
dari sisi anggaran negara, penggunaan pesawat ini jauh lebih hemat dibandingkan
dengan menggunakan pesawat komersial. Dari perhitungan yang dilakukan dengan
cermat, penghematan anggaran negara selama masa pakai pesawat ini untuk
beberapa tahun mendatang adalah Rp 114,2 miliar per tahun,” ujar Sudi.
Dari sisi
efisiensi dan efektivitas, penggunaan Pesawat Khusus Kepresidenan BBJ-2 tentu
tidak mengganggu jadwal dan kinerja maskapai penerbangan Garuda Indonesia.
Selama ini, perusahaan harus kembali mengatur ulang jadwal penerbangannya apabila
ada tugas-tugas kenegaraan yang mengharuskan menggunakan pesawat bagi
perjalanan dinas Presiden RI.
Negara mana
saja yaag memiliki jet mewah seharga hampir Rp 820 miliar itu:
1. Afrika Selatan, punya 1 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
2. Argentina, sedang memesan 1 unit untuk Angkatan Udara
3. Australia, punya 2 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
4. Belarusia, punya 1 unit yang digunakan untuk pesawat VVIP pemerintahan
5. Kolombia, punya 1 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
6. India, punya 3 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
7. Kazakhstan, punya 1 unit yang digunakan untuk pesawat resmi pemerintahan
8. Malaysia, punya 1 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
9. Maroko, punya 2 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
10. Nigeria, punya 1 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
11. Tunisia, punya 1 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
12. Uni Emirat Arab, punya 6 unit yang digunakan untuk perjalanan resmi keluarga kerajaan dan pemerintah
1. Afrika Selatan, punya 1 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
2. Argentina, sedang memesan 1 unit untuk Angkatan Udara
3. Australia, punya 2 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
4. Belarusia, punya 1 unit yang digunakan untuk pesawat VVIP pemerintahan
5. Kolombia, punya 1 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
6. India, punya 3 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
7. Kazakhstan, punya 1 unit yang digunakan untuk pesawat resmi pemerintahan
8. Malaysia, punya 1 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
9. Maroko, punya 2 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
10. Nigeria, punya 1 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
11. Tunisia, punya 1 unit yang dioperasikan Angkatan Udara
12. Uni Emirat Arab, punya 6 unit yang digunakan untuk perjalanan resmi keluarga kerajaan dan pemerintah
“Dari sisi
kebanggaan nasional, sebagai negara besar kita tentu lebih berbangga apabila
Presiden RI menggunakan pesawat khusus kepresidenan yang canggih, modern, aman,
dan benar-benar difungsikan untuk melayani tugas konstitusional Presiden
Republik Indonesia, termasuk presiden mendatang masa bakti 2014-2019,” Mensesneg
menambahkan.
Pesawat
Khusus Kepresidenan BBJ-2 ini memiliki panjang sekitar 39,5 meter, panjang
sayap 35,8 meter, tinggi ekor 12,5 meter, dan memiliki diameter 3,73 meter.
Untuk interiornya, BBJ-2 memiliki panjang 29,97 meter, dengan tinggi 2,16 meter
serta lebar 3,53 meter. Interior pesawat dirancang untuk dapat mengakomodasi
hingga 67 penumpang, sebuah jumlah yang cukup untuk rombongan Presiden RI.
Interior
pesawat juga dilangkapi dengan ruang pertemuan, ruang rapat, dan ruang
eksekutif guna memfasilitasi Presiden RI dalam menunaikan tugas kenegaraannya
dari atas pesawat. Pesawat juga dilengkapi perangkat keamanan dan mampu
menempuh jarak 5.000 mil laut atau sekitar 10.000 km. Dengan kemampuan itu,
pesawat ini lebih dari cukup untuk menjangkau seluruh pelosok kepulauan
nusantara, serta dalam tugas perjalanan dinas Presiden ke luar negeri.
Pengoperasian
pesawat dilakukan oleh TNI-AU dan kegiatan perawatan serta pemeliharaan
dilakukan oleh Garuda Indonesia. Sedangkan biaya perawatan dan pemeliharaan
pesawat dikelola Kementerian Sekretariat Negara.
II.
Kelebihan Pesawat Presiden RI
Kelebihan Pesawat Kepresidenan
RI Boeing 737
1.
Lebih aman karena hanya digunakan untuk urusan
kepresidenan. Berbeda dengan sebelumnya yang "sewa" pesawat komersil
Garuda.
2.
Pesawat Kepresidenan RI Boeing 737 dilengkapi peralatan
navigasi, komunikasi, cabin insulation, dan inflight entertainment. Inflight
entertainment? Presiden juga manusia, hiburan juga penting banget...hikks
3.
Bisa terbang jauh dan bisa mendarat di landasan kecil.
4.
Lebih nyaman karena desain interiornya fixed. Tidak
seperti pesawat carter yang perlu ditata ulang dulu sebelum di pakai presiden.
5.
Lebih hemat karena gak nombok seperti pada pesawat
komersil carteran yang harus mengganti pemasukan selama pesawat tersebut digunakan
oleh presiden.
6.
Pesawat kepresidenan RI Boeing 737 yang dimiliki oleh
lembaga kepresidenan akan memudahkan koordinasi antara Sekretariat Militer,
Pasukan Pengamanan Presiden, TNI Angkatan Udara, dan Sekretariat Negara.
III.
Beberapa Tanggapan Terhadap Pesawat Presiden RI
Pada tahun 2014 ini Republik Indonesia digemparkan dengan
berita kepemilikan pesawat presiden RI.
Pada awalnya pesawat presiden ini sudah direncanakan dijauh-jauh hari.
Lalu mulai dicicil pada tahun 2012 dan lunas ditahun 2013.
Banyak Pro dan Kontra yang terjadi dikalangan masyarakat
indonesia tentang pembelian pesawat presiden RI ini. Salah satu kontra
dimasyarakat indonesia adalah karena pesawat RI 1 berjenis Boeing Bussiness Jet 2 Green Aircraft itu dibeli
Indonesia seharga US$91,2 juta atau sekitar Rp820 miliar. Namun dengan rincian sebagai berikut: US$58,6 juta untuk badan pesawat, US$27
juta untuk interior kabin, US$4,5 juta untuk sistem keamanan, dan US$1,1 juta
untuk biaya administrasi.
Dibalik kontra nya masyarakat indonesia,
berikut ada jawabannya: Tentu pembelian pesawat ini ada alasannya, yang paling
vokal adalah untuk tujuan menghemat. Selama ini perjalanan Presiden di udara
menggunakan jasa Garuda Indonesia (menyewa) dengan sistim pembayaran setahun.
Berita terakhir dari Detik.com, Mensesneg Sudi Silalahi menyatakan perjalanan
dinas presiden dengan pesawat kepresidenan ini dapat menghemat sekitar Rp 114,2
M/tahun.
Detail anggaran yang
dihabiskan tidak berani dibuka baik oleh Mensesneg, atau Dirut Garuda Indonesia
Emirsyah Satar. Belakangan, ada berita bahwa Garuda merugi bila Presiden tidak
lagi menyewa pesawat Garuda.
Salah satu kontra
lainnya mengenai pesawat presiden RI ini adalah tentang warnanya. Ya, warna
pesawat kepresidenan RI adalah biru muda dengan potongan putih. Tidak sedikit
yang menyamainya dengan “Air Force One” milik AS, tidak sedikit juga yang
mengatakan pesawat ini mirip KTP Indonesia. Parahnya, ada saja komentar yang menghubung-hubungkan
(menkonotasikan) warna pesawat ini dengan parpol milik Susilo Bambang Yudhoyono
yang jelas-jelas warnanya berbeda.
Mensesneg Sudi Silalahi mengatakan, warna tersebut
bukan ditentukan oleh Presiden SBY namun ada pertimbangan khusus dari desainer.
“Memang
kenapa apa ada masalah dengan warna? Lagipula warna ini bukan pilihan Presiden
untuk menentukan, kenapa biru, di sini ada desainer juga,” kata Sudi usai
upacara serah terima pesawat di Halim Perdanakusumah, Jaktim, Kamis
(10/4/2014).
Menurut
Sudi, faktor keamanan jadi salah isu yang mendasari pemilihan warna tersebut.
“Warna biru di dalam arti security penerbangan. Warna biru bisa berkamuflase
sehingga bisa sama dengan warna langit,” ungkapnya.
Sejak
awal, ada 14 alternatif warna yang diajukan pada pemerintah. Setelah dilakukan
polling ke beberapa pejabat terkait, akhirnya dipilihlah desain tersebut.
Ini salah satu warna pesawat
sebelum memilih warna sebelum warna biru muda dengan potongan warna putih:
IV.
Tanggapan Menurut kelompok 5
Dari penjelasan
tentang pembelian pesawat di atas, menurut kelompok saya adalah hal yang tepat dalam
pembelian pesawat tersebut, karena dapat menghemat uang negara atau APBN
sekitar Rp.114,2 milliar/tahun. Akan tetapi dalam pembelian pesawat ini
pemerintah juga harus melihat pendapatan perkapita negara Indonesia, dilihat
dari perekonomian negara Indonesia sekarang ini sedang mengalami penurunan,
banyak masyarakat yang kurang mampu dan masih membutuhkan uang negara. Didalam
hal pemilihan warna pesawat, lebih baik warna bendera Negara Indonesia agar
melambangkan kepemilikan Negara Indonesia. Jadi kesimpulan dalam pembelian
pesawat presiden ini kelompok kami sangat setuju, akan tetapi pemerintah tidak
perlu mengeluarkan uang terlalu banyak untuk melakukan pembelian pesawat
presiden ini, tetapi harus menunda pembelian, seharusnya pembelian pada saat
uang Negara mningkat. Sekian tanggapan dan pembahasan tentang pembelian pesawat
presiden RI.