Free Monkey ani Alternate Select Cursors at www.totallyfreecursors.com

.

.

.

.

Search This Blog

Selasa, 10 Juni 2014

Masa Depan Bumi (Tugas Softskill PKN)

I. Latar belakang

Dari tahun ke tahun, bumi kita mengalami banyak perubahan. Perubahan itu terjadi baik dalam hal fisik , sosial, maupun interaksi yang ada di dalamnya. Berbagai perubahan tersebut dapat terjadi secara alami maupun karena perbuatan manusia, di mana dampak yang diakibatkan bukan hanya bersifat menguntungkan, tetapi dapat juga bersifat merugikan. Keadaan bumi akan menjadi buruk jika kita tidak mengetahui dan memahami ilmu – ilmu yang terkait dengan bumi dan kehidupannya. Selaras dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini, manusia seharusnya dapat menyinergikan bidang terapan tersebut untuk mempelajari bumi secara mendalam. Dengan adanya keseimbangan eksplorasi dan eksploitasi terhadap bumi maka diharapkan nantinya, bumi dan makhluk hidup yang ada termasuk manusia bersama – sama mendapatkan keuntungan untuk membangun masa depan yang lebih cerah. Salah satu bidang terapan  yang menyinergikan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mempelajari bumi adalah bidang ilmu Geomatika yang termasuk sebagai salah satu cabang bidang ilmu kebumian.
II.                Permasalahan yang Dihadapi
Issue mengenai pemanasan global atau global warming sampai saat ini masih belum juga bisa teratasi dengan baik. Yang terjadi malah kondisi sebaliknya dimana polusi semakin parah dan kondisi bumi kita semakin tidak baik. Sebenarnya apa penyebab sehingga keadaan bumi kita menjadi sedemikian panas dan tidak nyaman?
Siapa yang menyebabkan semua ini sehingga bisa semakin merusak ekosistem dan keadaan bumi yang tadinya alami menjadi rusak. Tentu saja semua itu adalah ulah di balik manusia-manusia pintar ini. Mahkluk yang seharusnya menjaga dan melestarikan malah merusak bumi yang notabene sebagai rumah tempat tinggal nya sendiri.
III.             Solusi
a.      Cara Meminimalisir Global Warming:
jika memang kita tidak bisa menghapuskan issue global warming sepenuhnya dari bumi kita maka setidaknya kita membantu bumi kita untuk pelan-pelan mendapatkan nafasnya kembali sehingga kita sebagai manusia juga yang akan lebih diuntungkan.
Jika bumi sehat maka tidak akan ada lagi bencana tanah longsor, banjir, air bah dan lainnya. Kebanyakan dari bencana alam yang datang ke kita adalah akibat dari ulah manusia itu sendiri yang tidak pernah sadar untuk mencintai dan merawat kelangsungan lingkungannya.
Cara yang pertama adalah dengan mengurangi penggunaan tissu. Tahukah anda jika tissue terbuat dari setiap lembar kulit kayu atau bahkan kayu yang telah diolah? Bayangkan saja jika manusia menggunakan tissue satu bungkus setiap harinya maka ada berapa juta pohon yang harus ditebang dan dipangkas dari habitatnya.
Jika manusia bertanggung jawab dengan perbuatannya maka sehabis menebang pohon dia akan menanaminya kembali sehingga hutan tidak akan gundul dan juga hutan tidak akan menjadi kering kerontang akibat gersangnya dan kurangnya air tanah.
Selain itu penggunaan kertas yang berlebihan juga sama saja dengan memangkas hak bumi untuk hidup dengan baik. Apa jadinya jika semua lahan disulap jadi perumahan dan pertokoan juga bangunan pencakar langit yang tinggi? Apakah semua kenyamanan itu sifatnya abadi? Tentu saja tidak.
Kita tidak bisa hidup tanpa hutan, tanpa alam yang bersih dan sehat, tanpa melestarikan tanaman, tumbuhan dan hwan sekitar seperti dijaman dahulu kala. Saat ini, sangat jarang ditemukan adanya sungai yang mengalir bersih dengan sejuknya air khas pegunungan, yang ada malah berganti dengan sungai yang tertimbun sampah hingga menggunung.
           b.     Persediaan air bersih di bumi
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya alam berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas sehari-hari.  Komposisi air di bumi adalah 70% dari total permukaan bumi dengan jumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik, namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang dapat benar-benar dimanfaatkan yaitu kira-kira hanya 0,003%. Sebagian besar air (kira-kira 97%) ada dalam samudera atau laut, dan kadar garamnya terlalu tinggi sehingga tidak dapat langsung dimanfaatkan. Dari 3% sisanya yang ada (kira-kira 87%), tersimpan dalam lapisan kutub atau sangat dalam di bawah tanah.
Persediaan air bersih di bumi semakin berkurang dengan adanya dampak dari pemanasan global. Pemanasan global menyebabkan melelehnya es, glasier dan salju yang seiring waktu akan menambah parah kelangkaan air di berbagai belahan dunia. Satu per enam dari penduduk dunia saat ini bergantung pada lelehan glasier dan tutupan salju untuk air minum dan irigasi pertanian sehingga dengan melelehnya es tersebut jumlah cadangan air otomatis berkurang dan mengakibatkan air bersih semakin langka. Berdasarkan hasil studi tahun 2006, Asia diperkirakan akan kehilangan 90% sumber air bersih akibat perubahsan iklim terkait global warming.
 

           c.     Kemungkinan manusia untuk pindah ke planet lain
Asal-usul kehidupan merupakan sebuah misteri. Tidak ada orang yang dapat memecahkan misteri tersebut dengan metode ilmiah yang tepat. Banyak teori yang bermunculan baik mengenai asal- usul alam semesta, tata surya maupun kehidupan. Tetapi tidak satupun diantara teori tersebut yang berhasil mengungkap misteri tersebut secara jelas.
            Salah satu tempat ternyaman yang diketahui manusia untuk dijadikan tempat tinggal adalah planet kecil dengan diameter 12.756 km dan 75 % permukaannya tertutup oleh air, terletak di tata surya Sabuk kuiper, di galaksi Bima Sakti yang kita kenal dengan planet Bumi. Bumi merupakan satu- satunya planet di tata surya kita yang dihuni oleh makhluk hidup. Bumi merupakan planet ketiga dari matahari yang mempunyai atmosfer yang tersusun dari gas nitrogen (N2) 72 %, oksigen (O2) 21 %, sisanya 1 % terdiri dari gas argon, karbondioksida, ozon, dan gas- gas lain. Atmosfer ini melindungi makhluk hidup dari sinar matahari dan benda- benda langit yang tertarik ke bumi.
            Kehidupan manusia yang memanfaatkan sumber daya alam berlebihan, menyebabkan bumi menjadi rusak. Berawal dari rusaknya bumi, pencemaranpun akan terjadi begitu cepat dan bumi akan menjadi semakin sesak. Keadaan ini mengakibatkan lapisan pelindung ozon mulai rusak dan pemanasan suhu secara globalpun tidak dapat terelakkan. Lama kelamaan, hal tersebut dapat mengakibatkan pencairan es sehingga bumi tertutup oleh air. Menurut para ilmuwan,  jika global warming ini tidak dicegah dalam waktu dekat, maka 30 % dari makhluk hidup yang ada sekarang akan musnah pada tahun 2050 karena temperatur bumi terus naik. Isu Pemanasan Global ini membuat skeptisme tersendiri terhadap keberadaan bumi, jangan-jangan bumi sudah akan musnah sebelum kiamat. Selain itu dengan semakin habisnya sumber daya alam dan energi  akibat eksplorasi besar-besaran manusia dan konsumsi yang berlebihan,  membuat beberapa orang didunia ini sedang memikirkan potensi kemungkinan untuk hijrah ke planet lain.
            Misi untuk pindah ke planet lain bukanlah sekedar isapan jempol atupun dongeng tidur belaka. Para peneliti antariksa sudah mulai memainkan perannya dengan meneliti bagaimana hal tersebut menjadi mungkin untuk dilakukan. Bukan hal yang mudah untuk meneliti hal ini karena membutuhkan waktu yang tidak singkat dan biaya yang cukup banyak. Namun para ilmuwan terus mengemban tugas ini untuk meneruskan peradaban manusia.
            Penjelajahan angkasa luar terus dilakukan. Berbagai misteri seputar kehidupan di angkasa luar memang selalu menjadi hal yang menarik untuk dieksplorasi. Oleh sebab itu, satelit dan pesawat angkasa luar terus diorbitkan untuk meneliti angkasa. Pada tahun lalu, satelit pemburu planet asing milik Prancis –COROT- berhasil merekam sebuah planet baru di luar tata surya kita. Planet tersebut mengorbit pada sebuah bintang berjarak 500 tahun cahaya dan serupa dengan bumi. Namun, planet yang dikenal dengan COROT- 7 b tersebut hanya berjarak 1,6 juta kilometer dari bintang induknya. Berarti, jarak yang terlalu panas untuk kehidupan lain di luar bumi, walaupun planet tersebut mempunyai struktur solid yang dapat ditempati organisme hidup. Setidaknya penemuan ini mengasumsikan akan adanya planet yang serupa dan berada dalam orbit yang lebih dingin dan nyaman. 
            Tiga tahun yang lalu tepatnya pertengahan 2007, sebuah planet yang mirip dengan bumi ditemukan di luar tata surya kita. Planet ini memiliki air, juga bisa menyokong kehidupan di sana. Planet ini diberi nama Gliese 581 C. Gliese 581 berada pada jarak yang tidak terlalu dekat ataupun terlalu jauh dari bintangnya sehingga dapat menjaga airnya tidak membeku ataupun menguap. Berbicara tentang penemuan ini, Alison Boyle, kurator bidang astronomi di Museum Sains London mengatakan: “Dari semua planet yang kami temukan mengelilingi bintang lain, planet ini tampaknya memiliki syarat paling tepat bagi kehidupan.” Namun tetap saja masih belum ditemukan adanya kehidupan biologis di sana seperti halnya bumi. Kalaupun manusia akhirnya berhijrah kesana, hal itu sangat sulit karena jaraknya yang lebih dari 20 tahun cahaya.
            Menyusul penemuan sebelumnya, pada tahun 2009 tim astronom menemukan planet yang dipastikan memiliki air dan atmosfer. Planet itu diberi nama GJ 1214, yang kekuatan cahayanya setara dengan 0,3 % matahari. Sekitar 75 % massa planet merupakan air dan sisanya batuan. Penemuan ini sangat menarik untuk diteliti karena bersama oksigen, air merupakan syarat terpenting maujudnya kehidupan. Namun seperti permasalahan temuan sebelumnya, planet ini hanya berjarak 0,0014 AU, itu berarti jika kita kita mendiami planet itu bisa dipastikan kita akan terpanggang. Kita juga akan kesulitan beradaptasi dengan waktu yang sangat singkat jika mendiami planet tersebut, karena planet samudra itu mengitari bintang induknya dengan selang kurang dari 2 hari.
Para ilmuan nampaknya tidak main- main dalam upaya pencarian kehidupan di luar bumi. Badan Luar Angkasa Eropa mengadakan simulasi penerbangan ke planet Mars sebelum melakukan penerbangan sesungguhnya yang diprediksi pada tahun 2020. Sebanyak enam relawan asal Eropa keluar dengan kondisi baik dari ruang simulasi kapsul ruang angkasa di Rusia setelah menghabiskan lebih dari tiga bulan dalam kapsul tersebut. Penerbangan ke Mars dimaksudkan untuk memastikan struktur planet tersebut agar bisa ditempati oleh makhluk hidup.
Misi- misi ke planet merah ini sampai penghujung abad ke- 20 belum menemukan jejak kehidupan di sana, meskipun sederhana. Namun jika ditelisik lebih mendalam, keadaan Mars cukup ideal untuk manusia. Suhu udara dan tekanan udara yang cukup rendah, ditambah dengan komposisi udara yang sebagian besar karbon dioksida namun masih mengandung oksigen, sehingga kemungkinan manusia masih dapat bertahan di lingkungan tersebut. 
Penjelajahan ke Mars sendiri sudah dimulai semenjak tahun 1960-an. Mars memang sudah menjadi incaran para peneliti untuk ditempati manusia apabila pada suatu saat nanti bumi telah benar- benar tidak layak untuk dihuni. Kolonialisasi mars akan terwujud jika astronot bersikap seperti pemukim pertama di Amerika. Oleh karena itu, NASA berniat mengirim astronot berumur 60-an karena mengirim astronot dalam usia subur bukan ide yang baik. Misi ke luar angkasa dapat mengurangi usia baik karena kurangnya perawatan medis maupun karena paparan radiasi. Astronot tersebut diharapkan jadi pionir kolonialisasi manusia di planet merah.
Sejak tahun 1990, setidaknya ada 300 planet yang berhasil diindetifikasi astronom yang menyerupai bumi. Yang terpenting adalah planet tersebut mengorbit pada bintangnya dalam habitable zone, zona yang memungkinkan makhluk hidup tinggal. Habitable zone diartikan jarak orbit planet dari bintangnya yang memungkinkan keberadaan air di permukaan planet, dengan kata lain orbit planet itu tidak terlalu dekat dengan bintang.
Teknologi bukan menjadi hambatan untuk melakukan penerbangan ke luar angkasa  jika manusia benar- benar berniat untuk hijrah ke planet lain. Dua orang fisikawan asal Universitas Baylor sedang mengembangkan sebuah alat yang membantu mendorong sebuah benda sehingga dapat bergerak melebihi kecepatan cahaya. Tetapi permasalahannya sekarang adalah para pegiat astronomi belum menemukan planet yang memiliki struktur pendukung kehidupan layaknya bumi yang kita huni ini. Manusia tidak bisa hidup dalam kondisi ekstrim seperti di luar angkasa.
Tetapi tidak menutup kemungkinan kita menghijrahkan makhluk hidup lain ke luar angkasa seperti cacing yang hidup di es metana bisa hidup di Titan (Saturnus), beruang air (tardigrade) bisa hidup di ruang hampa (angkasa), cacing raksasa pemakan belerang bisa hidup di Venus, mikroba antartika pemakan besi bisa hidup di jupiter, bakteri yang mampu bertahan dari radiasi bisa hidup di Mars.
IV.               IV.        Kesimpulan
Kita sebagai manusia sudah seharusnya untuk sadar dan berubah demi masa depan bumi yang akan mendatang. Kita harus berhenti untuk merusak bumi. Kita harus mulai dengan menata bumi kembal, kita harus menjaga persediaan air bersih yang ada, melesatarikan hewan dan tumbuhan yang akan punah, dan merawat dengan sungguh-sungguh bumi kita untuk masa depan cucu kita kelak. Demi bumi dimasa mendatang.
Sekian pembahasan tentang masa depan bumi dimasa mendatang. Mohon maaf bila ada salah kata dan kekurangan. Terimakasih.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar